Minggu, 15 April 2012

Tawassul dengan Nabi Saw Itu Sunnah, Pelaku Tawassul Bukan Musyrik



Mahmud ‘Awy’ Al Banjari
DALIL SAHIH DAN ISTIDLAL TENTANG SUNNAHNYA TAWASSUL DENGAN NABI SAW
Jika tulsianku ini bagus, maka yang bagus itu semuanya dari Allah Swt.
Tapi jika tidak bagus, maka mohon dimaklumi, karena aku bukan santri lulusan luar negri seperti Yaman, Mekah, Madinah atau Mesir. Bahkan aku juga bukan lulusan luar daerah, seperti di daerah Jawa, Madura, maupun yang lainya. Aku cuma anak santri di madrasah kampung di Martapura Banjarmasin, jadi wajar saja kalau banyak salahnya, jadi harap maklum.
Hadits berikut ini dikeluarkan oleh Imam Turmudzi dan Ibnu Majah. Sebelumnya aku mau menerangkan tentang jarh wa ta’dilnya dulu, agar tidak ada keraguan lagi dalam memakai hadist ini.

حدثنا محمود بن غيلان

Mahmud bin Gailan, jarh wata’dilnya, dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal : beliau shohibul hadits. Imam Nasa’i dan Ibbnu Hajar berkata : beliau tsiqoh.
Imam Zahabi berkata : beliau hafizh.

و أحمد بن منصور بن سيار

Ahmad bin Manshur, jarh wata’dilnya;
Imam Daru Quthni, Ibnu Abi Hatim, Maslamah, Khalili, Ibnu Hibban semuanya mentsiqohkan beliau.
Imam zahabi mengatakan: beliau hafizh.

قالا حدثنا عثمان بن عمر

Utsman bin Umar, jarh wata’dilnya;
Ahmad bin Hanbal berkata: beliau seorang yang sholeh.
Yahya, Darimi, Ibnu Hibban, semuanya mentsiqohkan Utsman bin Umar ini.

حدثنا شعبة

Semua ulama muhadditsin ittifaq bahwa Syu’bah bin Hajjaj adalah Amirul Mu’minin dalam ilmu hadits.

عن أبي جعفر المدني

Abu Ja’far Umair bin Yazid siapakah dia ini?
Yahya bin Mu’in, nasa’i, Thobrani, Ibnu Hibban mengatakan bahwa beliau tsiqoh dan dipercaya.

عن عمارة بن خزيمة بن ثابت

Umarah bin Khuzaimah….
Nasa’i, Ibnu Hibban mentsiqohkan beliau, dan beliau cuma sedikit meriwayatkan hadits,

عن عثمان بن حنيف

Utsman bin Khunaif, beliau adalah seorang sahabat, dan semua sahabat udul, dan tidak ada jarh sedikit pun,  beliau oke ….

أن رجلا ضرير البصر أتى النبي صلى الله عليه وسلم

Bahwa seorang laki-laki (dhoriral bashar ini Imam Mubarakfuri memaknakan) yang buta atau lemah penglihatan matanya ,mendatangi Rasulullah,

فقال : ادع الله لي أن يعافيني

Ia meminta kepada Rasul agar mendo’akan-nya kepada Allah untuk disembuhkan matanya tadi,

فقال : إن شئت دعوت ،وإن شئت صبرت فهو خير لك

Rasul menjawb, jika kamu memilih aku do’akan maka aku do’akan, tapi  jika kamu mau sabar dan ridho apa adanya, maka itu leibh baik bagimu. Imam Mubarakfuri menambahkan: (bahwa Allah berfirman: apabila aku membri bala kepada hambaku, lalu ia sabar maka Allah gantikan itu dengan surga).

قال : فادعه

Lalu laki-laki tadi menjawab: do’akan saja agar aku disembuhkan.

قال : فأمره أن يتوضأ فيحسن وضوءه

Lalu Rasul Saw menyuruhnya berwudhu dengan sesempurna wudhunya, lalu sholat hajat 2 rakaat,

ويدعوا بهذا الدعاء

Dan membaca dengan ini doa:

: اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبيك محمد نبي الرحمة إني توجهت بك إلى ربي في حاجتي هذه لتقضى لي اللهم فشفعه في

Ya ALLAH, aku meminta kepada-MU dan bertawassul kepada-MU,  ( ba litta’diyah kata Imam Mubarakfuri ), DENGAN LEWAT Nabi engkau Muhammad Nabi yang diutus rahmatan lil alamin, aku meminta pertolongan dengan lewat engkau wahai Nabi Muhammad, kepada Tuhanku pada   hajatku ini ( tuqdho sigot majhul: maksudnya kata Imam Mubarakfuri untuk supaya hajatku ini cepat dikabulkan dengan lewat pertolongan tawassul dengan Nabi Muhammad ), Yaa Allah terimalah wasilahnya Nabi Muhammad untuk kesembuhanku.
Dalam riwayat lain kata Imam Mubarakfuri, maka sembuhlah mata orang tadi seketika itu.

قال أبو إسحاق والترمذي : هذا حديث صحيح


Syarah Ibnu Majah oleh Imam Suyuthi:

والحديث يدل على جواز التوسل والاستشفاع بذاته المكرم في حياته

Imam Suyuthi mengatakan hadits ini menunjukkan atas bolehnya tawassul dan meminta tolong dengan lewat Rasul pada waktu hidupnya.

-وبعد مماته كما روى الطبراني في الكبير في باب ما أسند عثمان بن حنيف بحديث طويل -

Adapun waktu setelah wafatnya Rasul, maka ada riwayat la ba’sa pada sanadnya tentang cerita Utsman bin hunaif, yang sudah masyhur di Mu’jam Kabir Thobrani, dengan hadits yang panjang, dan akan terlalu panjang kalau dibahas lagi.
Dipandang dari hadits ini, di fikiran kita ini cuma khabar biasa, yaitu diketahui lalu diabaikan. Oooh…, tidak begitu, hadits ini memang benar khabar, tapi bermakna insya, insya pada hadits ini adalah AMAR, yaitu suruhan bertawassul. Lalu amar apa di sni? Yaitu amar sunnah seperti yang telah diijma’ oleh para ulama.
JADI… TAWASSUL ITU TIDAK SYIRIK, TAPI DISUNNAHKAN KARENA RASUL SAW MENYURUH LAKI-LAKI INI, DAN HADIST NYA PUN SAHIH LIZATIH.
Karena salah satu dalil agama Islam sekarang adalah termasuk di dalamnya QIYAS (analogi), maka boleh di-qiyaskan tawassul kepada para wali, ulama sholihin, para syuhada, KARENA MEREKA WARATSATUL ANBIYA yaitu pewaris ilmunya para Nabi. Danbolehnya tawassul ini juga di-IJMA’- kan oleh para ulama, seperti Imam Ghozali, Imam Suyuthi, Imam Mubarakfuri, Imam Ibnu Hajar, Imam Syaukani dll.
Nah…, demikianlah dalil hukum sunnah-nya tawassul seperti yang telah dijelaskan di atas.
MALAHAN YANG MELARANG DAN TIDAK MEMBOLEHKAN TAWASSUL LAH YANG TAK ADA DALILNYA. Coba saja tanya kepada para Wahabi di mana saja, pasti mereka diam karena tak punya dalil untuk pelarangan tawassul, hehe… kacian deh wahabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar