Sabtu, 21 April 2012

BENARKAH AYAH NABI IBRAHIM KUFUR ??




Saya masih belum percaya bahwa Ayah Kandung Nabi Ibrahim itu seorang kafir, setidaknya sampai saat ini. Kenapa? Memang ada Firman Allah dalam  QS. Al-An'am:74 yang artinya:
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."
Berdasarkan ayat ini dan beberapa ayat lainnya dalam Al-Quran, secara
mudah orang dapat menyimpulkan bahwa Ayah dari Nabi Ibrahim adalah kafir dan sesat. Tak hanya itu, Nabi Ibrahim as pun tidak diperkenankan untuk memintakan ampunan untuk Ayahnya, sebagaimana dalam QS. At-taubah 114:
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun”.
Inilah alasan saya kenapa  belum mempercayai bahwa Ayah kandung Nabi Ibrahim itu kufur dan sesat:

1.    Setiap ayat yang menyatakan kesesatan / kafirnya azaar selalu menggunakan kata “ABUN”, yang sering di artikan Ayah. Namun perlu kita ketahui bahwa kata “ABUN” dalam bahasa Arab tidak hanya bermakna Ayah. Bisa juga bermakna Paman, Kakek, orang terpandang, guru dsb. Kita juga tahu banyak sekali bentuk derivasi (turunan) dari kata “ABUN” ini seperti BUYA ataupun ABUYA, Almarhum Buya Hamka misalnya. Atau misalnya dalam QS. Al-Baqarah: 133:
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Dalam ayat ini ada bentuk jama’ (plural) dari kata ABUN, yaitu ABAA-I. Disebutkan bahwa Nabi Ismail as “ABUN”-nya Nabi Ya’kub as, kita tahu bahwa Nabi Islamil as adalah PAMANnya Nabi Ya’kub as, bukan Ayahnya. Dalam ayat ini juga disebutkan bahwa Nabi Ibrahim as dan Nabi Ishak “ABUN”-nya Nabi Ya’kub, yaitu KAKEK/NENEK MOYANG.
2.       Dalam Al-QS. Asy-syu’araa: 83-89 Allah berfirman: " Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan gabungkan aku bersama orang-orang yang saleh. Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Jadikanlah aku termasuk orang-orangyang mewarisi surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah ayahku, sesungguhnya ia adalah termasuk golongan yang sesat. Jangnlah Kamuhinakan aku di hari mereka dibangkitkan kembali, hari yang mana hartadan anak tidak memberikan manfaat kecuali orang yang menghadapi Allah dengan hati yang selamat "
Allamah Thaba'thabai tafsir Al-Mizan juz 7 hal 163 menjelaskan bahwa kata " kaana " dalam ayat 86 menunjukkan bahwa doa ini diungkapkan oleh Nabi Ibrahim as. setelah kematian Azaar dan pengusirannya kepada Nabi Ibrahim as.
Ini karena Nabi Ibrahim pernah berjanji akan memintakan ampunan untuk Azaar, sebagaimana dalam QS. Maryam: 47 “Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.
Namun permintaan ampun Nabi Ibrahim ditolak Allah karena tidak layak bagi seorang Nabi memintakan ampun bagi seorang musyrik sebagaimana dalam QS. At-taubah: 114 di atas.
Kemudian pada perjalanan kehidupan Nabi Ibrahim yang terakhir, beliau datang ke tempat suci Mekkah dan mempunyai keturunan, kemudian membangun kembali ka'bah, beliau berdoa, Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim: 41)
Dalam ayat di atas Nabi Ibrahim memintakan ampunan bagi kedua “WALID”-nya. Dalam bahasa Arab, makna kata WALID hanya satu, yaitu YANG MELAHIRKAN. Walid yang dimaksud disini tidak mungkin Azaar, Karena Nabi Ibrahim telah berlepas tangan darinya (Sebagaimana yang tercantum dalam QS. At-taubah: 114). Dengan demikian walid yang dimaksud disini adalah Ayah dan Ibu kandung Nabi Ibrahim, selain itu kata walid dalam ayat ini disejajarkan dengan dirinya dan kamum mukminin. Ini memandakan orangtua Nabi Ibrahim bukanlah seorang kafir.
3.       Dalam QS. Asy-syu’araa: 219 Allah berfirman “Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud”.
al Faidh al Kasyani dalam tafsirnya al-Shafi fi Tafsir Kalam Allah al-Wafi juz 4 hal 54 menybutkan bahwa sebagian ahli tafsir menafsirkan yang dimakasud dengan ayat ini adalah bahwa diri nabi Muhammad saw berpindah-pindah dari sulbi ahli sujud ke sulbi ahli sujud. Artinya ayah-ayah Nabi Muhammad dari Abdullah sampai Nabi Adam adalah orang-orang yang suka bersujud kepada Allah. Demikian pula dijelaskan oleh al-Fadl ibn al-Hasan al-Tabarsi dalam Tafsirnya Majma' al-bayan li-'ulum al-Qur'an juz 7 halaman 323.
Itulah beberapa alasan kenapa sulit untuk dipercaya kalau Ayah kandung Nabi Ibrahim itu seorang kafir, musyrik dan sesat. Adapun yang bernama Azaar kemungkinan besar adalah Paman Beliau, demikian yang disebutkan sebagian ahli tafsir selain yang disebutkan di atas. Dan dalam kitab-kitab MawlidNabi SAW pun selalu disebutkan bahwa Nasab Nabi Muhammad saw adalah nasab yang terbaik, tentu saja kita tahu bahwa nasab Beliau saw melalui Nabi Ibrahim dan Ayahnya. Wallahu A’lam…..

2 komentar:

  1. Menurut anda musuh Allah itu kafir atau bukan? atau anda mungkin ragu-ragu tentang status "musuh Allah"?

    BalasHapus
  2. peninjauannya tentang apakah azar itu ayah asli apa ayah adopsi,bgitu aja mas,,kok lagi2 anda langsung pamer taring gini...

    BalasHapus