Minggu, 22 April 2012

Paus Benediktus Menyerah Ditekan Yahudi – Penolakan Holocaust oleh Uskup Inggris Richard Williamson


Kalau menghina Islam atau Nabi Muhammad di Eropa bebas dilakukan tanpa sanksi hukuman. Alasannya kebebasan berpendapat atau HAM. Sebagai contoh Salman Rushdie yang menghina Al Qur’an dengan Ayat-ayat Setan (Satanic Verses) dan hinaan lain justru dilindungi dan diberi berbagai penghargaan.
Namun jangan coba2 menghina Yahudi. Bisa dikenakan pasal AntiSemitisme. Jangankan menghina, menolak cerita Holocaust saja dianggap kejahatan.
Uskup Inggris Richard Williamson dipaksa minta maaf karena menolak Holocaust oleh Yahudi. Padahal pendolakannya cukup ilmiyah.
Bayangkan menurut Yahudi: “Sejumlah data mengungkapkan korban holocoust mencapai sembilan hingga 11 juta jiwa”. Angkanya saja tidak pasti 9-11 juta Yahudi katanya tewas akibat Holocaust sementara sumber yang lain menyebut 6 juta. Jadi angkanya disebut asal-asalan.
Lantas jumlah Yahudi yang selamat berapa? Jumlah seluruh Yahudi di Eropa (terutama di Jerman) memang sampai lebih dari 11 juta?
Lah jumlahnya di Israel saja tidak sampai 7 juta sementara di Jerman hanya 200 ribu, di Perancis cuma 600 ribu sementara di Inggris yang bebas NAZI hanya 300 ribu. Jadi 11 juta Yahudi tewas akibat Holocaust sulit dipercaya. Hanya orang bodoh atau yang benar2 pro Yahudi saja yang mau mempercayainya.
Oleh karena itu wajar jika Uskup Inggris tsb meragukan Holocaust. Angkanya terlampau berlebihan dan tidak masuk akal. Dan harus diingat bahwa korban Perang Dunia II itu totalnya 54 juta jiwa (termasuk Indonesia 1 juta orang tewas saat penjajahan Belanda dan Jepang). Jadi tak bisa bangsa Yahudi dengan dalih korban Holocaust mendapat berbagai keistimewaan termasuk membantai bangsa Palestina dalam Holocaust baru yang terekam berbagai foto dan video.
Vatikan perintahkan Uskup Inggris tarik ucapannya.
Vatican memerintahkan kepada uskup Inggris Richard Williamson untuk menarik kembali pernyataannya mengenai Holocaust atau pembunuhan massal terhadap umat Yahudi pada perang selama perang dunia ke II.
Keputusan Paus terbaru ini mengakhiri keresahan akibat pernyataan yang dilontarkan oleh Uskup Richard Williamson yang kini dikucilkan.
Pada bulan November lalu, Uskup Williamson menyatakan tidak ada kamar gas selama perang dunia ke II dan ia menilai hanya sekitar 300 ribu umat Yahudi yang tewas dalam kamp konsentrasi Nazi yang diciptakan oleh Hitler. Sejumlah data mengungkapkan korban holocoust mencapai sembilan hingga 11 juta jiwa..
Dua puluh tahun yang lalu Uskup Williamson dikucilkan atas persoalan yang berbeda.
Dalam pernyataannya, Vatikan meminta agar Uskup Williamson tidak lagi bicara mengenai Holocoust bila ia ingin kembali mengabdikan diri kepada gereja Katolik Roma.
Vatikan juga mengatakan Paus tidak tahu mengenai pernyataan Uskup Williamson ketika Paus menghapus pengucilan Williamson bulan lalu.
Kuatnya Pengaruh Yahudi, Uskup Penyangkal Holocaust Didenda
Uskup Britania, Richard Williamson, yang menyangkal holocaust, akan didenda dan diberhentikan memimpin gereja. Begitulah tekanan Yahudi
Hidayatullah.com—Uskup Richard Williamson adalah orang yang menyangkal keberadaan kamar gas semasa Perang Dunia II, sebagaimana banyak digembar-gemborkan Yahudi. Pihak Kejaksaan Regensburg memulai penyidikan pendahuluan terhadapnya. Tapi diperkirakan ia hanya akan kena denda. Sementara kecil kemungkinan Williamson bisa kembali menjabat uskup.
Undang-undang Jerman dan Austria termasuk yang paling ketat di Eropa, kalau menyangkut penyangkalan holocaust. Karena itu, Günther Ruckdeschel, Kepala Kejaksaan Regensburg tidak punya pilihan lain. Ia memulai penyidikan pendahuluan terhadap Uskup Britania, Richard Williamson.
Sebelum ini, Williamson menyangkal keberadaan kamar gas di kamp konsentrasi Nazi. Menurutnya, bukan enam juta orang Yahudi dibunuh, melainkan 300 ribu saja. Williamson mengungkapkan pernyataan kontroversial ini kepada televisi Swedia, di biara Regensburg, Jerman.
Menurut undang-undang Jerman, ungkapan tersebut sudah cukup untuk mendakwa Richard Williamson melakukan penghasutan. Untuk itu, Williamson dapat dikenai hukuman penjara maksimal lima tahun.
Ungkapan Richard Williamson dianggap tidak seberat itu. Tapi dianggap cukup untuk menolak kehadirannya di Regensburg. Bahkan sesama pastor anggota Pius X, perkumpulan sangat konservatif yang Williamson juga anggotanya, mengambil jarak darinya. Mereka mengirimkan surat pemberitahuan padanya, ia tidak lagi diterima pada upacara pentahbisan Mei mendatang.
Eropa sangat ribut jika ada seseorang atau tokoh tertentu menaifkan dan mengecilkan arti holocaust. Yahudi bisa menekan pengadilan terhadap seseorang atau mengucilkannya dari tempat bekerja jika dianggap anti-Semit dan melawan keberadaan holocaust yang ditengarai hanya cerita rekaan. Namun di saat yang sama, Barat dan Eropa sering membiarkan jika ada kelompok bertindak rasis terhadap Islam, seperti menghinakan Nabi Muhammad dan melecehkan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar