Jumat, 13 April 2012

Kupas Tuntas Masalah Bacaan Keras Basmalah dalam Al Fatihah


.Dari Abi Hurairah bahwa beliau melakukan shalat (berjama’ah), beliau mengeraskan bacaan “ Basmalah ”-nya. Kemudian setelah shalat tersebut, beliau berkata (kepada para makmum) “Sesungguhnya saya telah menampilkan kepada kalian sebuah shalat yang menyerupai shalat Rasulullah saw.
Dan hadits ini di shohihkan oleh imam Daruquthni, Al khatib, Al Baihaqi dan yang lain. Demikian selesai sudah nukilan ini yang di ambil dari tafsir Ibnu Katsir, namun sebenarnya dalam tafsir tersebut masih ada katerangan lain mengenai ini, maka cobalah anda merujuk kesana (Juz I, hlm 16-17).
✓ Dan lihatlah pula dalam bab “JAHR” (mengeraskan basmalah) dalam hadits Ibnu Abbas, namun lemah yang dikeluarkan oleh:
Al Bazzar (1/255) nomor 526.
Tirmidzi (2/14).
Daruquthni (1/304).
Imam Uqaily dalam kitab “Addu’afaa’” (1/80-81) dan dalam kitab “Al mu’jam Kabir (11442).
✓ Dan Haditsnya Abi Hurairah ra yang membaca keras “ basmalah ”, yang di shohihkan oleh:
Ibnu Khuzaimah.
Ibnu Hibban.
Daruquthni dan Hakim.
✓ Dan coba lihatlah pula di:
Sunan Annasa’I (2/134).
Daruquthni (1/305).
Al Hakim (1/232).
Ibnu Khuzaimah (1/251).
✓ Dan haditsnya Umi Salamah tentang membaca keras “ Basmalah ”, yang diriwayatkan oleh:
✓ Daruquthni dan di shohihkan olehnya (1/307).
Al Hakim dan di shohehkan olehnya (1/232).
Ibnu Khuzaimah dan di shohihkan olehnya (493).
Baihaqi (1/44).
Dan lainnya…
✓ Dan dalam shohih bukhari (9/90-91) hadis nomor (5946) yang berbunyi:
”Anas ra di tanyai; “Bagaimana bacaannya Nabi Saw?”
Anas ra menjawab: ”Bacaanya beliau secara mad (panjang-pent). Lalu Anas ra membaca (mempraktekkan-pent):” Bismilahirrahmannirrahim ” beliau membaca mad (memanjangkan) kalimat:
BismillAAAhir.
RohmAAAnir.
Rohiiim…

Adapun dalilnya kelompok yang tidak membaca keras “ Basmalah ” ini hadits yang juga dari Anas ra dengan status hadits MAUQUF.
Anas ra bercerita:”Saya pernah shalat bermakmum kepada Rasulullah saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra dan Ali ra, mereka semua mengawali bacaannya (langsung-pent) “ALHAMDULILLAHIROBBIL ‘ALAMIN….” Mereka tidak menyebutkan “BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM” di awal bacaan dan di akhir bacaan.

Hadits serupa juga diriwayatkan oleh;
imam Ahmad dengan redaksi yang bermacam macam (3/179-223-224-273.
Imam Muslim (1/299).
Imam Baihaqi (2/50-51).
Imam Daruquthni (1/315).
Imam Thahawi dalam syarahnya kitab Ma’ani Al Atsar (1/203).
Thabrani (1/228 no.739).
Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilyah (6/179).
Masalah “ Basmalah ” ini sebenarnya adalah masalah yang cukup panjang dan catatan kaki ini masih membutuhkan penyusun khusus. Dicukupkan hingga disini dimana sudah saya sajikan dan saya lampirkan kepada kita tentang penyebutan dalil dalil yang menetapkan membaca keras “ Basmalah  ” dan juga dalil dalil yang menafikan itu.
Semoga Allah senantiasa memberi perlindungan dan pertolongan. Amin.

Imam Syaukani berkata:
“Ketahuilah bahwa umat ini telah sepakat tidak mengKafirkan orang yang menetapkan membaca keras “ Basmalah ” dan juga tidak mengKafirkan orang yang menafikan itu karena adanya perbedaan sudut pandang ulama. Namun berbeda jika seandainya ada orang yang meniadakan huruf secara global atau menetapkan huruf/ayat yang tidak di ucapkan oleh ulama satupun. Yang seperti inilah yang dihukumi kafir secara ijma’.
Tidak ada silang pendapat bahwa “ Basmalah ” yang berada dipertengahan surat Annaml itu adalah termasuk ayat. Dan juga tidak ada khilaf menetapkan “Basmalah” sebagai bagian dari semua permulaan surat suratan dalam mushaf alqur’an. Kecuali didalam permulaan surat Attaubah..
Adapun masalah bacaan “ Basmalah ” dalam permulaan surat Alfatihah tidak ada perbedaan dalam tubuh “QIRO’AH SAB’AH”. Dan juga didalam permulaan setiap surat, sehingga seorang qori’ mengawali nya dengan “Basmalah”, kecuali dalam surat Attaubah (tidak perlu membaca basmalah-pent).
Adapun dalam permulaan semua surat suratan itu “basmalah” menyambung dengan “ basmalah ” surat sebelumnya. Ini telah ditetapkan oleh:
Ibnu Katsir.
Qoluun.
‘Ashim.
Kasa’i.
Dari para ahli quraa’ yang menetapkan “ Basmalah ” berada dalam permulaan disetiap surat, kecuali permulaannya surat Attaubah, basmalah nya dibuang, ialah:
Abu Amr.
Hamzah.
Warasy.
Ibnu ‘Amir.
Lihat lebih lengkapnya dalam kitab Nailul Author (2/198-214).
Wallahu a’lam wa ahkam.
Semoga bemanfaat.
Salam Aswaja !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar