Senin, 30 Juli 2012

Mazhab Wahhâbi Ditegakkan di Atas Akidah “Kaum Musyrik”!



Segala hal ditempuh bagi kaum Wahhâbi/Salafy, khusunya bagi para sukarelawan dan Misionaris mereka dalam menegakkan akidah andalan mazhab menyimpang mereka! Demi meyakinkan kaum awam, dalil harus ditegakkan… Tidak ada Qur’an dan Sunnah shahihan, ucapan para pendata Yahudi dan/atau pendapat kaum Musyrik pun jadi! Demikian kira-kira semangat da’wah yang mereka usung!
Itulah yang benar-benar terjadi! Mazhab Wahhabi/Salafy “ngotot” menyebarkan dan meyakinkan kaum Muslimin bahwa Allah itu berbentuk… bersemayam, duduk di atas Arsy-Nya yang dipikul oleh delapan kambing hutan atau dipikul empat malaikat yang rupa dan bentuk mereka beragam, ada yang menyerupai seekor singa dan yang lainnya menyerupai bentuk binatang lain… dan lain sebagainya dari akidah ketuhanan yang menggambarkan  Allah itu berbentuk dan menyandang sifat-sifat makhluk-Nya..
Termasuk di antara akidah nyeleneh lagi menyimpang kaum Wahhâbi/Salafy adalah keyakinan bahwa Allah itu bersemayam/duduk di atas Arsy-Nya…. Mereka memperkosa berbagai ayat Al Qur’an dan menelan mentah-mentah riwayat palsu beracun dan menjadikan ucapan belum pasti kebenaranya dari orang-orang yang mereka vonis kafir-musyrik yang telah menyimpang akidahnya dan keluar dari agama! Menjadikan semua itu sebagai pondasi keyakinan dan akidah sesat mereka!
Tapi, sekali lagi, anehnya kaum Musyrik yang biasanya mereka kecam itu kini disanjung bak seorang nabi pujaan dan ucapan mereka bagaikan wahyu langit yang terjaga!
Perhatikan, dalam masalah keyakinan Allah SWT itu beristiwâ’/duduk/bersemayam di atas Arsy-Nya dengan segala pernak-pernik masalahnya, kaum Wahhâbi (dengan tanpa malu) mencatut nama Imam Malik ibn Anas (imam besar Ahlusunnah)!Perhatikan bagaimana mereka mengandalkan ucapan Imam Malik di bawah ini:
.

الاستواء معلوم والكيف مجهول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة.

“Istiwâ’ sudah diketahui, kaif (cara/bentuk) tidak diketahui, beriman kepadanya adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.”
Akan tetapi seperti kita ketahui bersama, bahwa kaum Wahhâbi/Salafy itu tidak segan-segan menghukum musyrik siapapun yang meyakini dibolehkannya bertawassul kepada para Nabi as., khususnya kepada Nabi Muhammad saw… sementara itu Imam Malik adalah di antara tokoh tergetol yang menegaskan disyari’atkannya bertawassul kepada Nabi Muhammad saw… bahkan lebih dari itu, beliau (rh) meyakini bahwa Nabi Adam as. Itu bertawassul kepada keagungan maqam baginda Rasulullah saw.
Jadi dengan demikian, Imam Malik itu adalah kafir-musyrik dalam pandangan kaum Wahhâbi!
Jika demikian lalu mengapa, kini di saat butuh kepada keterangan ulama Ahlusunnah (tentunya dengan tujuan mengelabui kaum awam) mereka membanggakan dan mengandalkan keterangan Imam Malik?!
Bukankah sikap seprti ini sebuah kecurangan dan penipuan?
Perhatikan keterangan Imam Malik tentang bertawassul di bawah ini:
Para ulama Islam meriwayatkan bahwa: Khalifah Manshûr al-Abbasi bertanya kepadaImam Malik (yang selalu dibanggakan keterangannya oleh kaum Salafiyah Wahhâbiyah dalam menetapkan akidah, khususnya tentang Tajsîm), “Wahai Abu Abdillah, apakah sebaiknya aku menghadap kiblat dan berdoa atau menghadap Rasulullah? Maka Imam Malik menjawab:
.

لِمَ تَصْرِفُ وجْهَكَ عنهُ و هو وسيلَتُكَ ووسيلَةُ أبيكَ آدَمَ إلى يومِ القيامَةِ؟! بل اسْتَقْبِلْهُ و اسْتَشْفِعْ بِهِ فَيُشَفِّعَكَ اللهُ، قال الله تعالى:  و لو أنَّهُم إِذْ ظلَموا أنفُسَهُم

“Mengapa engkau memalingkan wajahmu darinya, sedangkan beliau adalah wasilahmu dan wasilah Adam ayahmu hingga hari kiamat?! Menghadaplah kepadanya dan mintalah syafa’at darinya maka Allah akan memberimu syafa’at.“Sekiranya mereka ketika berbuat zalim terhadap diri mereka…. “ (Wafâ’ al Wafâ’, 2/1376)

Inilah hakikat kaum Wahhâbi! Jika mereka perlu, Imam Malik disanjung! Jika tidak perlu, Imam malik ditendang bahkan dikafirkan… sepetti juga ketika mereka memvonis sesat bahkan mengafirkan Imam Abu Hanifah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar