Lihat dan baca baik-baik fatwa ulama Jamaah Takfiriyah di dalam kitab Tarikhul Mamlakah As-saudiyyah li Shalahuddin Al-mukhtar [Alwahabi] cetakan Beirut, juz dua, Halaman 344, fatwa ulama kalian mengatakan bahwa: “Barangsiapa yang bertawassul di pusara Nabi dan menjadikannya sebagai perantara menuju Allah s.w.t. maka dia adalah KAFIR dan dia harus bertaubat tiga kali dan jika tidak maka ganjaran yang pasti buat dia adalah di BUNUH”.
Mereka Menghalalkan Darah Kaum Muslimin
Dalam
makalah kecil dan sederhana ini saya akan menuliskan fakta dan data
data tentang pengkafiran semua Mazhab Islamiyah oleh wahhabiyah. Seperti
yang sudah maklum, salah satu ciri khas dari akidah besutan M Bin Abdul
Wahhab ini adalah mengkafirkan umat yang tidak seakidah dan seiman
dengannya. Mereka tanpa basa basi latah menghalalkan darah kaum
muslimin. Oleh karena itu jika muslimin tidak waspada dengan gerakan
yang mengatasnamakan penegak TAUHID ini maka ketentraman yang dibangun
oleh pemimpin Mazhab akan sia-sia. Dialog antar mazhab yang diusahakan
oleh pemerintah dan diamini mazhab Islam beberapa minggu lalu akan
menguap. Sebab Jamaah Takfiriyah ini tidak akan berpangku tangan begitu
saja. Mereka akan bergerilya menghasut masyarakat awam dengan
iming-iming metro dolar.
Jika kita telaah Majalah Al-Furqon, Edisi 09 Tahun V/Rabi’u Tsani 1427/Mei 2006M. Penerbit Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon disana dijelaskan secara gamblang dan jelas kelompok-kelompok yang di anggap penyebar TBC. Dimulai dari Syi’ah, Shufiyyah, Asy’ariyyah,
Maturidiyyah, Quthbiyyah Ikhwaniyyah, Quthbiyyah Sururiyyah,
Tablighiyyah, Hizbut Tahrir, dan sederet nama-nama lainnya yang dianggap
sesat dan menyesatkan ummat. Dan dari klaim klaim yang mereka dakwakan
mereka sedang merusak agama Muhammadi dan menyebarkan TBC di tengah
masyarakat. [Lihat Al-Furqon, Edisi 09 Tahun V/Rabi’u Tsani 1427/Mei 2006M. Penerbit Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon. Jawa Timur]
Disaat
umat Islam bergandengan tangan untuk merapatkan barisan untuk menumpas
musuh musuh Allah s.w.t, disaat para pemimpin mazhab Islamiyah
menegakkan dan mengalang persatuan islamiyah, Mazhab yang mengaku
sebagai penegak agama Allah dan penegak Tauhid ini justru menikam ummat
Islam dari dalam. Lah kok bisa ….. baca selanjutnya.
Ayyuhal wahabiyuun……. Lihat fatwa ulama kalian …!!! Didalam kitab ar-Raddu alal Ahnani li Ibni Taimiyyah cetakan Assalafiyah wa Maktabatuha, Halaman 24: dikatakan bahwa “Hanya orang bahlul dan bodoh dan KAFIRlah yang pergi untuk ziarah ke kubur Nabi s.a.w.”.
Lihat dan baca..!! dan cerna baik-baik fatwa ulama Jamaah Takfiriyah.. di dalam kitab Tarikhul Mamlakah As-saudiyyah li Shalahuddin Al-mukhtar [Alwahabi] cetakan Beirut, juz dua, Halaman 344, fatwa ulama kalian mengatakan bahwa: “Barangsiapa yang bertawassul di pusara Nabi dan menjadikannya sebagai perantara menuju Allah s.w.t. maka dia adalah KAFIR dan dia harus bertaubat tiga kali dan jika tidak maka ganjaran yang pasti buat dia adalah di BUNUH”.
Lihat juga di dalam novel yang dikarang oleh Abdul Aziz bin Baz, dalam Novelnya yang di berlabel Al-akidah As-shahihah wa Nawaqidhul Islam. Disana dikatakan bahwa: “Barangsiapa yang minta tolong kepada Nabi s.a.w dan meminta kepada Rasul syafaatnya maka ketahuilah mereka telah MURTAD [keluar dari Islam,red]”.
Lihat juga kitab yang di karang oleh si anak durhaka dari Najd di dalam kitabnya yang berlabel Kasfu As-syubuhat fit Tauhid li Muhammad bin Abdul Wahhab, cetakan Al-qahirah, halaman 6.
disana si anak durhaka dengan latah mengecap mereka yang berdalil dan
menetapkan bahwa syafaat adalah sebuah kebenaran atau mereka yang
berkeyakinan bahwa para auliya Allah s.w.t mempunyai maqam khusus
disisiNYA, di anggap sebagai MUSRIKIIN.
Bagi
yang ingin lebih jauh mengetahui seberapa ghulu dan kelewat batas dalam
mengkafirkan ummat Islam dan bahkan semua mazhab Islam saya sarankan
untuk merujuk kembali kitab “Kasfu As-subuhat” M bin Abdul Wahhab dan kitab risalahnya Ibnu Taimiyyah. Atau kitab Ad-dururu As-sanniyah oleh Abdurahman bin Muhammad bin Qasim Hanbali An-najdi. Tapi dalam makalah ini saya akan nukilkan sedikit dari kitab yang terakhir ini.
Dalam kitab Ad-dururu As-sanniyah, juz 10, Halaman 51 Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:”Sebelum
Allah s.w.t. memberikan kepada saya anugerah. saya tidak mengetahui
makna La ilaha ilallah dan tidak memahami agama Islam, sementara ketika
itu banyak di antara Syeikh-syeikh yang ada tidak ada yang mampu
memahami makna itu. Jadi jika ada salah satu dari ulama yang mengaku memahami makna itu atau mengaku telah mengetahui makna Islam sebelum
jaman saya atau mengira bahwa salah satu dari ulama [yang dicap TBC,
red] itu memahami makna itu sebelum jaman saya, berarti dia telah
berbohong dan telah menyamarkan makna ini serta dia telah memaknai
sesuatu yang tidak dia ketahui”. Dari perkataan ini apa yang kita
bisa ambil…?. Secara tidak sadar muassis Jamaah Takfiriyah Al-wahhabiyah
ini telah meragukan dan meganggap bodoh semua lapisan masyarakat serta
mengkafirkan semua ulama-ulama sebelumnya. Dan hanya dia saja yang
bertauhid kepada Allah s.w.t. sebab mereka semua itu masih menyebarkan
TBC.
Masih
dalam kitab yang sama juz 10, Halaman 31, sepucuk surat ditulis oleh M
bin Abdul Wahhab ditujukan kepada Syeikh Sulaiman bin Sakhim [Syeikh ini
adalah pengikut Mazhab Hanbali dan salah satu muqallidnya Ibnu
Taimiyah] dan mengatakan:”Saya ingatkan engkau, kamu dan ayahmu sudah
jelas jelas dalam kekafiran, musrik dan nifaq! Engkau dan ayahmu setiap
hari hanya berusaha untuk memusuhi agama islam, walaupun engkau
mempunyai ilmu tetapi engaku malah tersesat dan engkau telah memilih
kekafiran dari pada memilih Islam.
Mudah
mudahan kita di beri waktu oleh Allah s.w.t dan sambil mengharap
syafaat Kanjeng Nabi s.a.w untuk mengulas dan mengupas lebih detail lagi
isi dari kitab “Kasfu As-subuhat” serta membandingkannya dengan kutub Arbaah. InsyaAllah Taala.
Jayyid….
Saya bertanya kepada anda wahai Wahabiyyun….. masihkah berani mengelak dan mengatakan
bahwa mazhab yang anda tuhankan itu bukanlah mazhab Takfiriyah..???
Apakah kalian masih belum sadar bahwa menghukum kaum muslimin dengan
klaim dan dakwaan:”Karena Rasullullah tidak melakukan perbuatan itu maka pelakunya adalah BID’AH”
hakekatnya adalah menghinakan sesama Muslim..?? maka, apakah ketika
Kanjeng Nabi s.a.w tidak mempunyai kesempatan untuk mencium tangan suci
abahnya dan ketika kita mencium kedua tangan orang tua kita, kita
menjadi dholalah..?? dan layak masuk neraka..??. Benarkah demikian.
Wahabiyun memang senang berkelakar dengan menukil ayat suci Al-quran bahwa tidak akan
ada lagi hukum-hukum dalam Islam karena Allah s.w.t. telah
menyempurnakan agamaNYA sebagaimana tertulis dalam firman Allah s.w.t dalam Al-quran, ayat 3 surat al-Maidah: “Pada
hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” Jika
demikian adanya… maka pertanyaanya adalah tidakkah pernyataan kalian
ini justru memperkuat dakwaan bahwa Islam tidak bisa sejalan dengan
perkembangan zaman. Bahwa Islam tidak mampu menjawab hukum hukum dari
sebuah peristiwa yang bermunculan seiring dengan
perkembangan zaman dan tidak ada pada zaman rasul. Dan ingat hukum hukum
itu tidak bisa kita jawab dengan klaim sambil mengatakan “yang itu
HARAM” atau “yang itu HALAL” atau “ yang ini BID’AH” atau yang ini
Sunnah” hanya lantaran anda berdalih dengan slogan:”Karena Rasullullah tidak melakukan perbuatan itu maka pelakunya adalah BID’AH”.
Ini sebuah kejumutan dan ketahuilah andalah sijumut itu. Ketahulilah
andalah yang membelenggu nalar anda dan memperkosa kemanusiaan anda. Dan
anda pulalah yang tidak memanusiakan manusia.
Anehnya
lagi mereka menolak bentuk dan jenis gambar yang bernyawa. Sementara
gambar para penguasa dholim bani Sauud tertera di lembaran lembaran
riyal dan masuk ke kantong kantong celana dan menikmatinya setiap saat.
Apakah ini bukan sebuah pagelaran bid’ah yang paling nyata…???.!!!!!. Allahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar